AKU KAMU TAKAN
JADI KITA
Sebelum Kita Sama
Part#1
Burung baja pun mulai melintasi
awan dilangit yang mulai berubah merona jingga. kebetulan penerbangan kali ini
sore. Langit terlihat begitu cantik berkalaborasi bersama awan- awannya, apalagi
ketika mentari mulai merayap turun kembali ke tempat asalnya. Menikmati langit
yang indah di balik jendela kabin , lamunanpun semakin panjang. Dua tahun berlalu, masih saja aku dan kamu begini-
begini saja, masih tak jelas. sebenernya kita apa ?. sebenernya aku tak
peduli dan akupum takut menerjemahkan rasa itu. Kadangkala kamu biasa- biasa
saja seperti kita tak ada apa-apa. Tapi kadang begitu indahnya mengirimkan
pesan-pesan singkat bak seorang pujangga, mengucapka selamat pagi,siang dan
petang setiap hari seperti kasir di minimarket. dan meminta maaf ketika lupa
mengucapkan Have a nice dream. Dan selalu
mengabari semua kegiatan mu setiap harinya. Apakah ini pertemanan yang normal friend Zone (zona pertemanan) ?. Dijalani
saja karena merasa nyaman dan tak ada
masalah apa-apa.
Lamunanku terhenti seketika,
ketika pramugari menginformasikan sebentar lagi pesawat akan mendarat. Negri
Jiran, Negri sejuta kenangan. Negri yang mungkin mengambil sepotong hatiku .
ketika aku memutuskan untuk pergipun
tetap saja tak bisa kubawa utuh hati ini, seprti tak mau beranjak pergi dari
sini.
Ku mulai menyelusuri jalan-jalan
di Airport menuju area bagasi, malam ini sangat ramai. Disetiap sudut gedung
penuh dengan dekorasi merah ceria, sangat kebetulan jadwal liburku bertepatan
dengan Hari Raya Cina.
Ketika cek paspor antrian sangat
panjang, giliranku maju sang petugas memberikan sapaan dan senyuman yang
ramah. Ia mulai bertanya “ berapa lama plan
you dekat sini” (dengan logat melayu campur bahasa inggris). Aku pun
menjawab “ one month”. “ Lama sangat you tinggal dekat sini, nak buat
apa ?." sambil tersenyum aku jawab “ Holiday”.
Raut muka si petugaspun berubah, sedikit sinis sambil mengerutkan dahinya seperti tak percaya. Harap maklum image orang Indonesia disini sedikit
kurang baik, mungkin karna banyak TKI illegal, mereka khawatir aku salah satu
selundupanya. Dan mungkin juga sebagai
tugasnya mereka menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Dengan segera akupun
mengeluarkan kartu mahasiswa tuk memperjelas “ I’m a Student in Indonesia . Jadi saya pasti pulang dengan tepat
waktu dan bisa dilihat paspor saya disini sebagai pelancong, bukan pekerja.” (
Lagi-lagi aku menaggapinya dengan senyuman walau agak sedikit kesel).
Raut muka sang petugas pun
berubah jadi ramah kembali, petugas di sebelah tiba-tiba menghapirinya, mungkin
karna terlalu lama prosesnya sementara antrian di belakang masih panjang. Lalu bertanya
“ Ada
apa ini lama sangat ckeck paspornya ?” sang petugaspun menjawab, “tak de ape lah “. ( nyengir kuda ). Mungkin
dia malu, marah dengan orang yang salah. Yah tak mengapa ini mungkin salah satu
tugasnya menjaga ketertiban dan kemanan Negaranya. Walaupun agak sedikit kesal
karna menunggu lama, tapi tetap berfikir positif, ini waktunya liburan, jadi
harus Happy dan abaikan yang merusak mood.
Kedatangan ku kali ini ke Negri
Jiran bukan sekedar liburan, tapi sekalian menjenguk saudara sepupu yang baru
saja melahirkan, dia menikah dengan penduduk local Negri ini, kalau sudah menikah
harus ikut suaminya dan beralih kewarganegaraan. Untuk mempermudah urusan administrasitinggal di Negri ini. Bukan
berati tak cinta tanah air , tapi memang mungkin itulah pilihan terbaik. Toh
kalau mau pulang ke Indonesia sama saja jarak negri ini ke kotaku hanya 45
menit , naik pesawat tentunya. Aku menghargai setiap keputusanya itu karena
orang berhak memilih jalan hidupnya masing-masing.
Sesampai dirumahnya baru sempat membuka
handphone dan untungnya disini ada wifi
jadi tak perlu mahal- mahal beli pulsa tuk internetan. Ternyata banyak sekali pesannya
dari facebook yang masuk. Kita sepakat mengirim pesan melalui facebook karna
pesan pakai pulsa menghabiskan biaya, apa lagi interlokal.
He :” safe flight”
He: “pukul berapa tadi
terbangnya?”
He: “delay kah ?”
He :” kabari I bila sudah sampai
ya itu”
Me : Sorry, tadi I tak sempat
kabari you. I dah sampai dan baik-baik saja.
Karena baru sampai dirumah
sepupu, aku tak begitu fokus pada handphone, it’s family time. Setelah bersih-
bersih langsung menghapiri Uni. Aku memanggilnya
“Uni”, panggilan kakak perempuan dalam bahasa minang, dimanapun kita berada kita
tetap meneruskan budaya Minang. Walaupun kita hanya keturunan saja tidak lahir
dan tinggal disana. ternyata uni sudah
menyiapkan makan malam sepesial kesukaanku kalau main kesini “ TomYam” masakan
khas Thailand. Semuanya masakan beli di kedai makan dekat rumah. Harap maklum
secara uni baru melahirkan tentunya
belum sempat masak-memasak, ngurusin baby
aja sibuk apalagi yang lain. Walaupun ini bukan masakan khas Negri Jiran tapi
banyak kedai-kedai makan yang menjual ini, mungkin karna jarak negri ini dan Thailand
tak begitu jauh.
Apa sih “TomYam”, kalau menurut
aku sih itu sejenis pindang Palembang yang berkuah, pedas, tapi bumbunya lebih
berbeda banyak bawang putih, sereh, asamya dari jeruk Nipis dan isinya campuran
seafood seperti cumi-cumi, udang,
kepiting yang sudah di olah dan kadang di campur ayam juga. Seger banget, kalau
makan jadi nambah. Ditemani dengan sayur kalian ikan Asin da telur dadar. “ wah sudah lama aku tak makan ini”. Kalau uni
pulang kampung ke Indonesia aku pasti titip bumbunya, karna belum pernah ketemu
jualnya dimana.
Makan malam yang hangat , penuh
ceria bersama uni, suaminya si abang dan dua anaknya. anak-anaknya begitu excited karna nanti bisa menemaninya
main game dan buat PR dirumah. Dan yang paling dia inggat kalau aku kesini bawa
donat. Beberapa kali kesini dalam perjalanan jika berhenti di rest area selalu beli donat-donat yang
bentuknya lucu-lucu. Panggilan mereka pun
unik- unik . kakak yang tertua di panggil “Along” karna sulung dan yang
ke dua itu “Angah” karna tengah dan baby
yang baru lahir tetep di panggil adik.
Setelah makan malam si Angah langsung menarik tangan dan
mengajak ku main, “ Jom lah kite main, ayah ade beli mainan baru” (ajak si Angah) . “ ish- ish angah ni kakak kinan
masih letih lah habis jalan jauh” si uni
pun nyeletuk. (aku dipanggil kakak disini walaupun mamanya sepupu, mungkin
karna aku jauh lebih muda banget dan postur tubuh yang imut anak-anak tak mau
memanggilku mak’ci/ bibi). “ no problem uni, naik pesawat ini, bukan
jalan kaki kan” jawab ku. Karena sering main kesini akupun bisa sedik-sedik
bahasa melayu. Apalagi anak-anak uni semua bahasa melayu campur inggris,
otomatis buat komunikasi aku mengikuti mereka. Kadang-kadang akupu mengajari
mereka bahas Indonesia/ minang. Biar mereka tak lupa mereka masih ada keturunan
darah minang. Dan itu kadang membuat kita ketawa terbahak- bahak jika maknanya
berbeda.
Jam malam pun sudah lewat kita
semua masuk kamar masing-masing. Uni membuat peraturan jam malam pukul 22.00 di
rumah agar anak-anak lebih disiplin dan tidak bangun kesiangan tuk kesekolah. Barulah
sempat membuka handphone dan lagi-lagi pesan panjang yang masuk dari dia.
He : ” It’s Ok, tadi I sempat worry you ada apa-apa sebab lama sangat kasih
kabar itu”
He: “welcome to my country “
He :" bila kita boleh jumpa” , I mesti ambil cuti itu ”
Me
: “semua baik-baik saja, maaf kalau I lama balas pesan ini, sebab lagi asik jumpa
family disini. Belum tau lagi bila ya. Sebab
I juga nak jumpa kawan lama dia sekolah disini. Maybe next week.
He
: ” ok, no problem, nanti kita jadwalkan ya. you mesti penat itu, segeralah
Istirahat. Good night and Have nice dream.”
Me:
“ ok nanti I tanyakan kawan dulu ya bila dia nak jumpa”. Good night too”.
Sepertinya dia tau hari ini aku
tak begitu mood bercerita atau
sekedar menyimak ceritanya. Terkadang aku juga tak mengerti rasa ini apa. Pernah
cerita ini sama sahabat baik yang paling ngerti aku. Dan dia bilang ini bukan
sekedar teman biasa apa lagi lawan jenis. “ kamu itu lebih dari sekedar teman. Kamu
special dimatanya. Mana ada sih teman cowok yang mengabari sampai seperti jadwal
makan obat tiga kali sehari. Dan meminta maaf kalau lupa kirim pesan. Sadar kinan,
ini kamu yang gak peka atau pura-pura gak tau”. Sejak pertanyan itu aku jadi bertanya-tanya. Tapi
selama ini aku rasa aku dan dia biasa- biasa saja. entah lah ini yang kadang membuat ku
mengabaikan rasa dan biarlah berjalan apa adanya.
--- Bersambung---
@Kin_Chaniago
#Day2
#30DWCJilid#10
#Squad1