AKU KAMU TAKAN
JADI KITA
Sebelum Kita Sama
Part#3
Jantung ini
semakin berdetak dengan kencang, sangat dan sangat gugup. Tiba- tiba ada
seseorang yang keluar dari arah lift sebelah
kanan, menuju arah meja informasi. Dan inilah tuk pertama kalinya aku dan dia
bertemu. ketika itu dia terlihat sangat
rapi, dengan kemeja berwarna biru nila dan mengenakan dasi Hitam. Orangnya
tinggi, putih, rambut yang tersisir rapi, muka oriental dan berkacamata. aku
jadi teringat film- film korea atau mandarin saat itu. “ apakah ini salah satu
yang akan meng- interview aku”
(pikirku dalam hati). Jelang beberapa menit dia melangkah menuju ke arahku
dengan senyuman yang sangant manis. “ boleh saya duduk disini” ? ( dia bertanya
sambil menunjuk kursi disebelahku). Karna
dia dengan sopan bertanya akupun membalas dengan senyuman juga. “ owhh boleh”. Dan
inilah pertama kalinya kita berkomunikasi. “ you sedang buat apa disini” ? (dia mengawali pembicaaran). “ Saya mau
interview buat kerja disni” (karna
aku merasa ini orang asing, Pertanyaannya ku jawab seaadanya saja, tanpa mau
tau dia ngapain disini). Seketik rasa gugup pun hilang karena dia mengalihkan
pada pembicaraan. Tanpa ku Tanya dia langsung saja menjelaskan maksudnya ada
disni juga. “ kalau saya baru nak mulai practice
(seperti KKN atau magang) di company
ini, maybe sampai 3 bulan.”
Akhirnya obrolanpun
mencair ketika dia sharing pengalaman
selama dia kuliah, dan memberikan tips- tips biar tidak gugup saat interview serta memberikan semangat
agar diterima disni dan bisa kerja bareng sama dia. ini sangat membantuku sebagai mood
booster , karena merasa anak baru
kemarin lulus berani- beraninya langsung mengajukan lamaran kerja di
perusahaan, perusahaan asing pula. Aku merasa belum pantas.
Si abang dari tadi
sibuk menelpon di ruang tunggu sebelah. Jadi tidak enak hati ini, si abang izin
setengah hari demi mengantarkan aku interview, padahal dia orang sibuk,
kebetulan projectnya lagi banyak saat
ini. Sementara si Uni masih sibuk belanja di pasar swalayan yang tidak jauh
dari gedung ini. Si Abang pun memanggilku, “ Kinan, hayuk kita masuk kedalam, meeting-nya sudah selesai”. “ sepertinya
ini waktunya aku interview, aku
duluan ya”. (pamitku saat itu padanya). “ oh iya, fighting and don’t forget to smile”. Mood booster-nya kembali
dikirimkan kepada ku. Dan dengan segera aku menghampiri si abang, tak
lupa baca do’a agar ini berjalan dengan baik dan tidak malu- maluin uni dan abang.
Aku takut mereka kecewa. “ kinan abang tunggu diluar ya, lakukan yang terbaik”
(ucapan semangat dari si Abang).
Bismillah… (ucapku
dalam hati) lalu aku mengetuk pintunya 3 kali dan dipersilahkan masuk. “
selamat pagi” sapa pertamaku dengan penuh senyuman. “Selamat pagi” dengan serentak para staf interview menjawab kembali. Jujur aku
bingung mau salam apa , karna ketiga dari mereka tak semua Muslim. “ Sila duduk”
salah satu dari mereka memersilakahkan ku duduk. “Ok miss Kinan, sebelum interview
ini kita mulai , saya akan memeperkenalkan satu persatu dimulai dari saya, nama
saya Razi, leader divisi yang nantinya
akan miss kinan bekerja jika
terpilih. (pak Razi, orangnya ganteng, mukany teduh sekali, sepertinya dia
rajin sholat, terpancar dari cahaya muka yang begitu syahdu, dan dia orang
malay). Dan selanjutnya, di sebelah kiri saya ini Mr chan, supervisinya” (Mr
chan , Chinese, tinggi, putih, tapi
matanya tidak teralu kecil mungkin dia ada keturunan malay atau india, karena
tidak seperti muka oriental lainya). Dan diseblah kanan saya Mr. Michel dialah branch manager kita.” Mr Michel, 100%
bule, umur mungkin sekitar 40an, rmbut pirang dan matanya pun biru, jangan
ditanya tingginya, enatahlah mungkin kalau aku berdiri di seblahnya bisa jadi
sebatas dadanya. Betapa terlihat mungilnya aku.
“Ok selanjutnya
kita mulai saja ya, Coba ceritakan secara detail tentang diri kamu, baik itu keluarga,
pendidikan dan skill yang kamu punyai, saya sarankan miss
Kinan menggunakan bahasa inggris agar mudah di mengerti oleh kita semua” . Pak
Razi mengawali interview dengan
intruksi yang lumayan buat aku gugup, jujur saja percakapanku dalam bahasa
inggir masih terbata- bata, tapi lagi- lagi ini demi si abang, uni dan umi abi
aku gak mau mereka kecewa.
Dan akupun mulai
memperkenalkan diri, nama, umur, asal, orangtua, saudara dan keluarga termasuk
uni dan si abang juga aku ceritakan, kemudian sekolahku mereka merespon sedikit
kaget dan tersenyum, karna umurku saat
itu belum sampai 18 tahun, karena dari awal masuk sekolahpun dengan usia yang
muda. Karna sudah bisa baca dan menulis aku diterima disekolah. Tapi aku tetap
disuruh melanjutkan ceritanya. Semua berbahas inggris agak sedikit kaku tapi
aku berusaha semaksimal mungkin dan pelan- pelan agar apa yang aku sampaikan
ini dimengerti oleh mereka. Aku menceritakan juga tentang nilai akademiku yang
tak terlalu buruk semua di atas standar, dan beberapa lomba yang pernah aku
ikuti. Sbenarnya itu biasa saja. tapi semalam aku sempat googling, tips interview,
salah satunya harus percaya diri menjelaskanya dan buat mereka terpukau dengan
kelebihan yang kita punya walaupu tak
banyak. Ternyata itu sangat membantu, tak sia-sia aku nonton youtube semalaman
belajar cara interview yang benar,
setidaknya tak ada kata yang keluar meminta perkataanku mengulang kembali
pembicaraa, entahlah apa mereka mengerti semuanya, terpukau atau malah bingung.
Di akhir kalimat dengan penuh senyuman
dan harapan , aku berkata “ saya sangat berharap bisa menjadi begian dari
perusahaan ini”.
Mr Michel mulai merespon, “ Nice Miss Kinan, tapi mengapa you……….
--- Bersambung ---
@Kin_Chaniago
#Day8
#30DWCJilid#10
#Squad1
#Day8
#30DWCJilid#10
#Squad1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar