Rabu, 29 November 2017

Sempadan Cinta



Sempadan Cinta



Deru ombak semakin kencang bergema

Seakan menggodaku penuh manja tuk menghampirinya kesana

Langakh- langkah kecil ini mulai menyusuri bibir pantai

Menanti senja mentari jingga



Langit biru bersama awan –awanya begitu mesrah

Meskipun mentari mulai ucapkan kata pisah

Dan mulai kembali ke tempat Asalnya

Tapi mereka tak pernah resah karna esok kan berjumpa



Aghh… rasa mereka tak sama dengan rasa yang ada

Aku terpaku disini bersama kenangan yang tak pernah usai

Mencoba menata hati

Ingin mengambil bongkahan hati yang pernah tertinggal disini



kisah aku dan kamu takkan pernah menjadi kita

jika masih begini- begini saja

tetap merasa nyaman mengatas namakan cinta Dewasa

tanpa pernah memikirkan bagaimana ujungnya.




Terlalu banyak hal yang tidak bisa kita lewati

Sempadan cinta kita begitu kokoh

Bukan hanya sekedar sempdan negri yang berbeda

Tapi ada banyak sempadan – sempada lain yang terbentang luas seakan tak ingin merestui



Rasa yang pernah ada antara aku dan kamu memang tak salah

Karna setiap manusia itu lumrah memiliki rasa

Tapi yang salah ketika kita berada di sempadan yang berbeda

Bukan hanya sekedar, jarak dan waktu yang tak sama

Tapi sempadan itu begitu kuat seakan tak ingin mengamini tuk bersama



Sempadan hadir ketika kita melantunkan do’a di tempat yang berbeda

tersadar ketika cara do’a yang tak pernah sama

Meski Do’a yang sama tapi meminta pada Tuhan yang berbeda apa bisa ?

Sejauh apapun tuk memaksa do’a itu tak pernah di ijabah



Kita mencoba menentang semesta itu mungkin bisa

Seluas apapun Sempadan jarak mungkin bisa disatukan

Tapi menentang yang menciptakan semesta itu Dusta

Karena tujuan akhir cinta itu Syurga

@Kin_Chaniago
#Day4
#30DWCJilid#10

#Squad1


Selasa, 28 November 2017

part#2



AKU KAMU TAKAN JADI KITA
Sebelum Kita Sama
Part#2

Weekend pertama di Negri jiran, menyapa mentari yang mulai meranjak naik kelangit biru, warnanya merah merona sangat ceria. pagi-pagi sekali anak-anak sudah mengajak lari pagi ke “padang” (lapangan rumput ) disana juga banyak wahana permainan, mulai dari jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, komedi putar , terowongan mini dan lain-lain. Mereka sangat antusias hari ini, karena sudah lama semenjak uni  habis melahirkan belum pernah kesini tak ada yang menemani, sedangkan sang ayah kadang- kadang sibuk kerja keluar kota. Makanya dari kemarin mereka buat janji “ kakak mesti temankan kami main ke padang” ( sambil menyematkan jari kelingkingnya ke jari ku),  janji ya , “ ujar Angah. Kita mulai berlari menuju padang yang jaraknya tak begitu jauh dari rumah uni. Sesampai disana mereka langsung berhamburan ke wahana pilihan mereka masing-masing , dan aku menunggu mereka di ayunan. Sambil menikmati udara embun pagi yang sangat segar.
Pagi ini dia sudah beberapa kali mengirim pesan- pesan indah, tapi entah mengapa jadi agak risih akhir- akhir ini. Jadi teringat beberapa nasehat sang murrobi  “ Kinan, dalam Islam itu tidak ada pacaran, karna kamu tau sendirikan yang mendekati zina itu dilarang dalam agama kita”. Namun aku tetap berdalih “ kita tidak berpacaran kok mbak, Cuma teman biasa saja yang saling kabar-kabari setiap aktivitas, menyemangati dalam berjuang mencapai impian, apakah itu salah mbak? “. Dengan senyuman yang syahdu sang Murrobi pun menjawab “ iya kamu tidak ada apa-apa, bagaimana dengan dia, apakah dia menganggapmu teman biasa ?, apalagi dia sesering itu berkirim kabar, awalnya berkirim kabar biasa saja, lama-lama mulai pesan- pesan Indah , puisi- pusi yang puitis, terus maksudnya itu apa ?,  hati- hati walaupu kalian tidak berniat apapun syetan akan melakukan segala cara untuk menjerumuskan hambanya Allah ke jurang- jurang dosa”. aku merasa bersalah dan mulai beratanya- tanya pada diri sendiri apa yang aku lakukan ini salah, dan apa yang harus aku lakukan.

Sang Murrobi, dia seorang mentor ngaji dan kajian khusus perempuan di kampus ku. Baru- baru ini aku diajak Viona untuk mengikuti kajian rutin khusus wanita. Karena jujur saja aku soal agama sama sekali ilmunya dangkal. Dan semenjak berteman dengan Viona banyak hal yang aku tanyakan secara keritis tentang agama. Dan diapun menyarankan ku ikut kajian, diapun baru saja hijrah , jadi khawatir ada yang salah penyampaian dan dia juga menyarankan kalau kita belajar agama harus ada guru yang fokus biar bisa tempat bertanya- tanya baik tentang agama atau terkadang tentang pribadi.

Lamunanku terhenti ketika ada orang di ayunan sebelah. Dan ia memberi salam “Assalamu’alaikum," dengan spontan aku menjawab “Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh”. Orang tersebut tersenyum semeringah kepadaku, mungkin ini budaya ramahnya orang sini pikirku. “ saya baru kali ini Nampak awak dekat sini, baru pindah rumah ke ?” ujarnya. Aku pun masih bingung dia yang memecahkan lamunan panjangku tadi, Cuma jawab dengan senyuman dan menjawab agak lama. “ tidak saya sekedar holiday disini, tengok sepupu lepas bersalin”. Tiba-tiba dia mengulurkan tanganya sambil memperkenalkan diri “ hai saya Azami, rumah depan padang ini” ( sambil menunjukan jarinya ke rumah yang bercat warna biru). Lagi- lagi sebenernya aku masih speechless, ini orang siapa tiba tiba muncul dan memperkenalkan diri. Dan lagi – lagi aku tersenyum tapi dengan rada bingung dengan sopan aku menolak berslaman dan meletakan tanganku didada maaf  “ saya Kinan from Indonesia, sekarang tinggal dirumah sepupu dekat sini."

Dari arah belakang Along dan Angah mengejutkan ku ” kakak”. Aku pun menghela nafas seakan untungnya mereka datang “Eeh dah siap ke mainya “ ujar ku .  “ehh ada abang Azami lah” ujar angah, sepertinya anagh mengenal orang asing ini. “ lah ini saudaranya Angah dan Along ke” jawabnya. “ iye, dia sepupu mama dari Indonesia, tengah becuti nak tengok  baby”. Jawab Angah. Aku meras lega hadirnya mereka , membuat kekakuanku, speechless ku hilang. Kakak “ jom kita balik, Along dah lapar nih” .(along menarik tanganku mengajak pulang kerumah. “ jom” . jawabku , lama-lama aku jadi fasih disini bahasa melayu secara tiap hari memdengarkan mereka berbahas demikian dan efek keseringan nonton ipin upin juga kali ya. “ lah cepat sangat dan nak balik, abang baru je duduk disini” ujar orang asing tadi dan aku lupa tadi namanya siapa. “ tak pe lain kali mungkin, kesian mereka dah lapar sebab dari pagi- pagi lagi main kesini”.

Di perjalanan pulang akupun menanyakan kembali pada Angah dan Along, “ dek kalian kenal sama orang tadi, siapa namanya kakak lupa pula ?” . “abang Azami tadi ke kak, owww kakak ade ape dengan dia, jangan – jangan kakak suka , atau taka bang Azami yang suka ye dek “ (sambil pandang0pandangn sama si Angah) Along menjawab sambil mengodaku dengan pertanyaan yang aneh. “ish tak lah, kakak pun baru tau, tiba-tiba je dia muncul di ayunan tuh”. Angah pun ikut nimbrung “ ish kakak nih dia tak tiba-tiba dah lama pun dia duduk di buayan (ayunan) tu. Kakak je yang tak rasa”. Apa iya, oh my god, separah itukah lamunan ku tadi, aduh pasti aneh banget itu muka,” huwaahh “. Merekapun terkejut dengan ekspresiku  “Ade ape kak ?. “ tak de apa, betulke dek tadi macam tu, terus angan dan along tengok kakak macam mana” ?. Along mengerutkan dahinya sambil mengingat “ehmm macam melamun banyak memikirkan sesuatu lah”. Ihhh kenapa jadi aneh begini pikir ku dalam hati.

“Along cakap tadi lapar kan, ape kate kita beli nasi lemak dekat kedai depan tu ?” .  “nak. nak.nak. “ mereka bersorak kegirangn. “Nasi lemak” mirip dengan nasi uduknya jakarta , bedanya disini pilihan lauknya bermacam-macam, ada sambal ikan teri, cumi, telur, ayam, Bihun, kwetiau dan lain-lain. Tapi menurtku terlalu berat makan sepagi ini. Biasanya aku makan roti tawar dan susu atau gorengan-gorengan saja. perut ini terbias dengan makanan ringan. Apalagi kalau pergi kuliah harus berangkat pagi-pagi tuk menghindari macet dan rebutan angkot jadi tidak sempat tuk sarapan lama-lama, kadangkala minum susu dan sarapan roti di bungkus buat bekal dijalan. Ibu selalu ngomel kalau tak sarapan, katanya nanti kamu dikelas lapar dan tidak fokus belajar. Bener juga sih tapi anaknya saja ini suka bandel.

“Wah udah pulang” sambut uni dari teras rumah yang sedang menjemurkan baby biar terkena sinar matahari pagi. “ iya uni, ini sekalia kita belikan sarapan pagi, Along dan Angah sudah lapar katanya.” “Oh ya, baru aja aku mau minta tolong abangmu belikan sarapan, untung belum pergi ya. Duh jadi merepotkan kamu ini.” Uni jadi merasa bersalah. “ gak apa-apa uni, kan memang niatnya aku main kesini selain liburan mau bantu-bantu uni juga, pasti uni repot banget sama baby kan, janagn sungkan uni, biasa aja kok.” Makasih banyak ya uni selalu senang kamu da disini jadi bisa temani uni, buat ngobrol-ngobrol bantu-bantu, tau sendirikan anak uni semua laki-laki, coba kamu dulu jadi kuliah dan kerja disini ya kinan.”

Aghhh... si uni mengingatkan ku pada masa lalu. Yah dulu ceritanya beberapa tahun lalu sempat disini Tamat SMA sempat main ke sini dan liat suasananya juga nyaman dan ditawarin si Abang suaminya Uni di suatu perusahaan temanya menjadi Admin katanya sih aku punya bakat dan bahasaku juga lumayan. Duh padahal dia gak tau aku dak dik duk kalo ketemu orang banyak apalagi orang saing. Dengan menguatkan mental dan perjuangan panjang minta izin sama umi dan abi akhirnya diperbolehkan. kata si Abang coba aku buat cv dulu dan interview jika di terima , mereka akan menguruskan semua surat-surat resminya dari sini dan kamu balik ke Indonesia membuat paspor baru.  Tapi jujur sebenarnya aku mau kuliah. Tapi lumaya juga udah langsung dapat tawaran pekerjaan pikirku sat itu kenapa tidak dicoba, dan pasti gaji disini tentu sangan besar dan berbeda.

Keesokan harinya aku datang ke perusahaan temanya si Abang, tentunya di antar sama abang dan uni, kebetulan dia mau belanja waktu itu, pasar swalayanya tak jauh dari gedung itu.
Jujur ini pertama kali aku interview dan bukan dengan orang Indonesi, tapi orang luar dan katanya nanti yang interview selain orang melayu juga ada bossnya langsung dari US. Aku takut membayangkannya , seorang gadis baru lulus SMA dan harus terlihat smart dan meyakinkan bahwa mampu tuk diterima diperusahaan ini. Kamipun memasuki gedung bertingkat yang dipenuhi dengan kaca, mulai melangkah masuk lift , jantungku mulai berdetak kencang dan tanganku mulai merasa dingin. “ are you nervous kinan ?” Tanya si Abang. “Ehmmm iya bang, this first time for me”. Relax, everything ok”. Si Abang mulai menenangkanku. Dan kita pun sudah sampai tempat yang dituju. “ kamu tunggu sini kejap ye” si abang menyuruhku duduk di ruang tunggu, sementara ia menuju meja informasi. 
aku jadi ingat pesan Umi, kalau lagi gelisah, gugup tidak karuan cobalah berzikir, sebagai penenangnya. dan aku pun mulai mencobanya.
tak lama kemudian si abang pun menghampiri ku " tunggu kejap lagi ya, boss nya tengah meeting"

 --- Bersambung---



@Kin_Chaniago
#Day3
#30DWCJilid#10
#Squad1

Senin, 27 November 2017

Part#1



AKU KAMU TAKAN JADI KITA
Sebelum Kita Sama
Part#1
Burung baja pun mulai melintasi awan dilangit yang mulai berubah merona jingga. kebetulan penerbangan kali ini sore. Langit terlihat begitu cantik berkalaborasi bersama awan- awannya, apalagi ketika mentari mulai merayap turun kembali ke tempat asalnya. Menikmati langit yang indah di balik jendela kabin , lamunanpun semakin panjang. Dua  tahun berlalu, masih saja aku dan kamu begini- begini saja, masih tak jelas. sebenernya kita apa ?. sebenernya aku tak peduli dan akupum takut menerjemahkan rasa itu. Kadangkala kamu biasa- biasa saja seperti kita tak ada apa-apa. Tapi kadang begitu indahnya mengirimkan pesan-pesan singkat bak seorang pujangga, mengucapka selamat pagi,siang dan petang setiap hari seperti kasir di minimarket. dan meminta maaf ketika lupa mengucapkan Have a nice dream. Dan selalu mengabari semua kegiatan mu setiap harinya. Apakah ini pertemanan yang normal friend Zone (zona pertemanan) ?. Dijalani  saja karena merasa nyaman dan tak ada masalah apa-apa.

Lamunanku terhenti seketika, ketika pramugari menginformasikan sebentar lagi pesawat akan mendarat. Negri Jiran, Negri sejuta kenangan. Negri yang mungkin mengambil sepotong hatiku . ketika aku  memutuskan untuk pergipun tetap saja tak bisa kubawa utuh hati ini, seprti tak mau beranjak pergi dari sini.
Ku mulai menyelusuri jalan-jalan di Airport menuju area bagasi, malam ini sangat ramai. Disetiap sudut gedung penuh dengan dekorasi merah ceria, sangat kebetulan jadwal liburku bertepatan dengan Hari Raya Cina.

Ketika cek paspor antrian sangat panjang, giliranku maju sang petugas memberikan sapaan dan senyuman yang ramah. Ia mulai bertanya “ berapa lama plan you dekat sini” (dengan logat melayu campur bahasa inggris). Aku pun menjawab “ one month”. “ Lama sangat you tinggal dekat sini, nak buat apa ?." sambil tersenyum aku jawab “ Holiday”.
Raut muka si petugaspun berubah, sedikit sinis sambil mengerutkan dahinya seperti tak percaya. Harap maklum image orang Indonesia disini sedikit kurang baik, mungkin karna banyak TKI illegal, mereka khawatir aku salah satu selundupanya. Dan mungkin juga sebagai tugasnya mereka menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Dengan segera akupun mengeluarkan kartu mahasiswa tuk memperjelas “ I’m a Student in Indonesia . Jadi saya pasti pulang dengan tepat waktu dan bisa dilihat paspor saya disini sebagai pelancong, bukan pekerja.” ( Lagi-lagi aku menaggapinya dengan senyuman walau agak sedikit kesel).
Raut muka sang petugas pun berubah jadi ramah kembali, petugas di sebelah tiba-tiba menghapirinya, mungkin karna terlalu lama prosesnya sementara antrian di belakang masih panjang. Lalu bertanya  “ Ada apa ini lama sangat ckeck paspornya ?” sang petugaspun menjawab, “tak de ape lah “. ( nyengir kuda ). Mungkin dia malu, marah dengan orang yang salah. Yah tak mengapa ini mungkin salah satu tugasnya menjaga ketertiban dan kemanan Negaranya. Walaupun agak sedikit kesal karna menunggu lama, tapi tetap berfikir positif, ini waktunya liburan, jadi harus Happy dan abaikan yang merusak mood.

Kedatangan ku kali ini ke Negri Jiran bukan sekedar liburan, tapi sekalian menjenguk saudara sepupu yang baru saja melahirkan, dia menikah dengan penduduk local Negri ini, kalau sudah menikah harus ikut suaminya dan beralih kewarganegaraan. Untuk mempermudah  urusan administrasitinggal di Negri ini. Bukan berati tak cinta tanah air , tapi memang mungkin itulah pilihan terbaik. Toh kalau mau pulang ke Indonesia sama saja jarak negri ini ke kotaku hanya 45 menit , naik pesawat tentunya. Aku menghargai setiap keputusanya itu karena orang berhak memilih jalan hidupnya masing-masing.
Sesampai dirumahnya baru sempat membuka handphone dan untungnya disini ada wifi jadi tak perlu mahal- mahal beli pulsa tuk internetan. Ternyata banyak sekali pesannya dari facebook yang masuk. Kita sepakat mengirim pesan melalui facebook karna pesan pakai pulsa menghabiskan biaya, apa lagi interlokal.
He :” safe flight”
He: “pukul berapa tadi terbangnya?”
He: “delay kah ?”
He :” kabari I bila sudah sampai ya itu”
Me : Sorry, tadi I tak sempat kabari you. I dah sampai dan baik-baik saja.

Karena baru sampai dirumah sepupu, aku tak begitu fokus pada handphone, it’s family time.  Setelah bersih- bersih langsung menghapiri Uni. Aku memanggilnya “Uni”, panggilan kakak perempuan dalam bahasa minang, dimanapun kita berada kita tetap meneruskan budaya Minang. Walaupun kita hanya keturunan saja tidak lahir dan tinggal disana.  ternyata uni sudah menyiapkan makan malam sepesial kesukaanku kalau main kesini “ TomYam” masakan khas Thailand. Semuanya masakan beli di kedai makan dekat rumah. Harap maklum secara uni baru melahirkan tentunya  belum sempat masak-memasak, ngurusin baby aja sibuk apalagi yang lain. Walaupun ini bukan masakan khas Negri Jiran tapi banyak kedai-kedai makan yang menjual ini, mungkin karna jarak negri ini dan Thailand tak begitu jauh.
 Apa sih “TomYam”, kalau menurut aku sih itu sejenis pindang Palembang yang berkuah, pedas, tapi bumbunya lebih berbeda banyak bawang putih, sereh, asamya dari jeruk Nipis dan isinya campuran seafood seperti cumi-cumi, udang, kepiting yang sudah di olah dan kadang di campur ayam juga. Seger banget, kalau makan jadi nambah. Ditemani dengan sayur kalian ikan Asin da telur dadar.  “ wah sudah lama aku tak makan ini”. Kalau uni pulang kampung ke Indonesia aku pasti titip bumbunya, karna belum pernah ketemu jualnya dimana.

Makan malam yang hangat , penuh ceria bersama uni, suaminya si abang dan dua anaknya. anak-anaknya begitu excited karna nanti bisa menemaninya main game dan buat PR dirumah. Dan yang paling dia inggat kalau aku kesini bawa donat. Beberapa kali kesini dalam perjalanan jika berhenti di rest area selalu beli donat-donat yang bentuknya lucu-lucu. Panggilan mereka pun  unik- unik . kakak yang tertua di panggil “Along” karna sulung dan yang ke dua itu “Angah” karna tengah dan baby yang baru lahir tetep di panggil adik.

Setelah makan malam si Angah langsung menarik tangan dan mengajak ku main, “ Jom lah kite main, ayah ade beli mainan baru” (ajak si Angah) . “ ish- ish angah ni kakak kinan masih letih lah habis jalan jauh” si uni pun nyeletuk. (aku dipanggil kakak disini walaupun mamanya sepupu, mungkin karna aku jauh lebih muda banget dan postur tubuh yang imut anak-anak tak mau memanggilku mak’ci/ bibi). “ no problem uni, naik pesawat ini, bukan jalan kaki kan” jawab ku. Karena sering main kesini akupun bisa sedik-sedik bahasa melayu. Apalagi anak-anak uni semua bahasa melayu campur inggris, otomatis buat komunikasi aku mengikuti mereka. Kadang-kadang akupu mengajari mereka bahas Indonesia/ minang. Biar mereka tak lupa mereka masih ada keturunan darah minang. Dan itu kadang membuat kita ketawa terbahak- bahak jika maknanya berbeda.
Jam malam pun sudah lewat kita semua masuk kamar masing-masing. Uni membuat peraturan jam malam pukul 22.00 di rumah agar anak-anak lebih disiplin dan tidak bangun kesiangan tuk kesekolah. Barulah sempat membuka handphone dan lagi-lagi pesan panjang yang masuk dari dia.

He : ” It’s Ok, tadi I sempat worry you ada apa-apa sebab lama sangat kasih kabar itu”
He: “welcome to my country
He :" bila kita boleh jumpa” , I mesti ambil cuti itu ”
Me : “semua baik-baik saja, maaf kalau I lama balas pesan ini, sebab lagi asik jumpa family disini. Belum  tau lagi bila ya. Sebab I juga nak jumpa kawan lama dia sekolah disini. Maybe next week.
He : ” ok, no problem, nanti kita jadwalkan ya. you mesti penat itu, segeralah Istirahat. Good night and Have nice dream.”
Me: “ ok nanti I tanyakan kawan dulu ya bila dia nak jumpa”. Good night too”.

Sepertinya dia tau hari ini aku tak begitu mood bercerita atau sekedar menyimak ceritanya. Terkadang aku juga tak mengerti rasa ini apa. Pernah cerita ini sama sahabat baik yang paling ngerti aku. Dan dia bilang ini bukan sekedar teman biasa apa lagi lawan jenis. “ kamu itu lebih dari sekedar teman. Kamu special dimatanya. Mana ada sih teman cowok yang mengabari sampai seperti jadwal makan obat tiga kali sehari. Dan meminta maaf kalau lupa kirim pesan. Sadar kinan, ini kamu yang gak peka atau pura-pura gak tau”.  Sejak pertanyan itu aku jadi bertanya-tanya. Tapi selama ini aku rasa aku dan dia biasa- biasa saja.  entah lah ini yang kadang membuat ku mengabaikan rasa dan biarlah berjalan apa adanya. 

--- Bersambung--- 


@Kin_Chaniago
#Day2
#30DWCJilid#10
#Squad1

Maafkan Diam-Diam Akupun Membunuh Rasa ini




Maafkan Diam-Diam Akupun Membunuh Rasa Ini

Entah awalnya dari mana rasa ini ada
Entah kapan rasa ini mulai berubah
Rasa yang dulu biasa saja
Dan merasa kini jadi istimewa
Semakin kutepis rasa ini
Semakin kuat tuk tak mau menolak

Jujur aku mulai takut dengan Rasa Ini
Rasa yang slalu menghantui
Rasa slalu ada dirimu dimana-mana
Sering ku endahkan sering ku Abaikan
Semakin sering pula rasa Itu bermunculan

Rasa ini Ibarat reruputan Liar
Semakin dipangkas
Semakin mencoba tuk diMusnakan
Semakin Subur Ia tumbuh
Begitu juga rasa Ini
Semakin aku coba membunuhnya
Semakin sering ia bermunculan

Entahlah, Rasa Apa ini ?
Apa ini di sebut Rasa Cinta ?
Jika ia, apa sudah Pantas ?
Walau aku merasa bahagia mempunyai rasa ini
tapi aku semakin takut..
Karna rasa ini semestinya Tak ada diantara kita
Rasa ini mestinya ada nanti
Ketika memang sudah pantas menurutNya

Kau Tau diam-diam aku mencoba membunuh Rasa ini
Diam-diam aku berusaha lupakan Rasa Ini
Walau memang rasa adalah rasa
Walau memang mempunyai rasa itu sudah kodratnya
Tapi aku takut jika Rasa ini membuat Allah semakin Cemburu Pada Hambanya

Kau tau diam-diam aku berdoa tuk Rasa Ini
Diam-diam akupun minta tuk dibolak-balikan lagi rasa Ini
Diam-Diam aku meminta tuk dihilangkan Rasa ini
Karna Aku takut Rasa ini kan buat Allah Murka nantinya
Karna Aku takut Rasa ini bukan Atas kehendakNya

Perlahan walaupun sempat tertatih akupun membunuh rasa Ini
Rasa yang semestinya tak ada
Rasa yang mestinya kan Ada jika memang sudah Sah sesuai KehendakNya

Jikapun nanti kembali Ada
aku berharap rasa Itu telah diturunkan DariNya
Rasa yang Tumbuh atas kehendaknya
Bukan sekedar Rasa keinginan Hati tuk pembenaran diri
Tapi Rasa yang sudah Tepat MenurutNya
Rasa yang Ada ketika malaikatpun Mengamini
Rasa yang ada ketika semuapun merestui
Rasa yang memang sudah ada  tertulis Disana

Maafkanku tanpa kau sadari adanya Rasa Ini.
Rasa yang pernah Ada
Dan maaf tanpa kau sadari
diam-diam akupun membunuh rasa Ini

@Kin_Chaniago
#Day1
#30DWCJilid#10
#Squad1