Senin, 27 November 2017

Part#1



AKU KAMU TAKAN JADI KITA
Sebelum Kita Sama
Part#1
Burung baja pun mulai melintasi awan dilangit yang mulai berubah merona jingga. kebetulan penerbangan kali ini sore. Langit terlihat begitu cantik berkalaborasi bersama awan- awannya, apalagi ketika mentari mulai merayap turun kembali ke tempat asalnya. Menikmati langit yang indah di balik jendela kabin , lamunanpun semakin panjang. Dua  tahun berlalu, masih saja aku dan kamu begini- begini saja, masih tak jelas. sebenernya kita apa ?. sebenernya aku tak peduli dan akupum takut menerjemahkan rasa itu. Kadangkala kamu biasa- biasa saja seperti kita tak ada apa-apa. Tapi kadang begitu indahnya mengirimkan pesan-pesan singkat bak seorang pujangga, mengucapka selamat pagi,siang dan petang setiap hari seperti kasir di minimarket. dan meminta maaf ketika lupa mengucapkan Have a nice dream. Dan selalu mengabari semua kegiatan mu setiap harinya. Apakah ini pertemanan yang normal friend Zone (zona pertemanan) ?. Dijalani  saja karena merasa nyaman dan tak ada masalah apa-apa.

Lamunanku terhenti seketika, ketika pramugari menginformasikan sebentar lagi pesawat akan mendarat. Negri Jiran, Negri sejuta kenangan. Negri yang mungkin mengambil sepotong hatiku . ketika aku  memutuskan untuk pergipun tetap saja tak bisa kubawa utuh hati ini, seprti tak mau beranjak pergi dari sini.
Ku mulai menyelusuri jalan-jalan di Airport menuju area bagasi, malam ini sangat ramai. Disetiap sudut gedung penuh dengan dekorasi merah ceria, sangat kebetulan jadwal liburku bertepatan dengan Hari Raya Cina.

Ketika cek paspor antrian sangat panjang, giliranku maju sang petugas memberikan sapaan dan senyuman yang ramah. Ia mulai bertanya “ berapa lama plan you dekat sini” (dengan logat melayu campur bahasa inggris). Aku pun menjawab “ one month”. “ Lama sangat you tinggal dekat sini, nak buat apa ?." sambil tersenyum aku jawab “ Holiday”.
Raut muka si petugaspun berubah, sedikit sinis sambil mengerutkan dahinya seperti tak percaya. Harap maklum image orang Indonesia disini sedikit kurang baik, mungkin karna banyak TKI illegal, mereka khawatir aku salah satu selundupanya. Dan mungkin juga sebagai tugasnya mereka menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Dengan segera akupun mengeluarkan kartu mahasiswa tuk memperjelas “ I’m a Student in Indonesia . Jadi saya pasti pulang dengan tepat waktu dan bisa dilihat paspor saya disini sebagai pelancong, bukan pekerja.” ( Lagi-lagi aku menaggapinya dengan senyuman walau agak sedikit kesel).
Raut muka sang petugas pun berubah jadi ramah kembali, petugas di sebelah tiba-tiba menghapirinya, mungkin karna terlalu lama prosesnya sementara antrian di belakang masih panjang. Lalu bertanya  “ Ada apa ini lama sangat ckeck paspornya ?” sang petugaspun menjawab, “tak de ape lah “. ( nyengir kuda ). Mungkin dia malu, marah dengan orang yang salah. Yah tak mengapa ini mungkin salah satu tugasnya menjaga ketertiban dan kemanan Negaranya. Walaupun agak sedikit kesal karna menunggu lama, tapi tetap berfikir positif, ini waktunya liburan, jadi harus Happy dan abaikan yang merusak mood.

Kedatangan ku kali ini ke Negri Jiran bukan sekedar liburan, tapi sekalian menjenguk saudara sepupu yang baru saja melahirkan, dia menikah dengan penduduk local Negri ini, kalau sudah menikah harus ikut suaminya dan beralih kewarganegaraan. Untuk mempermudah  urusan administrasitinggal di Negri ini. Bukan berati tak cinta tanah air , tapi memang mungkin itulah pilihan terbaik. Toh kalau mau pulang ke Indonesia sama saja jarak negri ini ke kotaku hanya 45 menit , naik pesawat tentunya. Aku menghargai setiap keputusanya itu karena orang berhak memilih jalan hidupnya masing-masing.
Sesampai dirumahnya baru sempat membuka handphone dan untungnya disini ada wifi jadi tak perlu mahal- mahal beli pulsa tuk internetan. Ternyata banyak sekali pesannya dari facebook yang masuk. Kita sepakat mengirim pesan melalui facebook karna pesan pakai pulsa menghabiskan biaya, apa lagi interlokal.
He :” safe flight”
He: “pukul berapa tadi terbangnya?”
He: “delay kah ?”
He :” kabari I bila sudah sampai ya itu”
Me : Sorry, tadi I tak sempat kabari you. I dah sampai dan baik-baik saja.

Karena baru sampai dirumah sepupu, aku tak begitu fokus pada handphone, it’s family time.  Setelah bersih- bersih langsung menghapiri Uni. Aku memanggilnya “Uni”, panggilan kakak perempuan dalam bahasa minang, dimanapun kita berada kita tetap meneruskan budaya Minang. Walaupun kita hanya keturunan saja tidak lahir dan tinggal disana.  ternyata uni sudah menyiapkan makan malam sepesial kesukaanku kalau main kesini “ TomYam” masakan khas Thailand. Semuanya masakan beli di kedai makan dekat rumah. Harap maklum secara uni baru melahirkan tentunya  belum sempat masak-memasak, ngurusin baby aja sibuk apalagi yang lain. Walaupun ini bukan masakan khas Negri Jiran tapi banyak kedai-kedai makan yang menjual ini, mungkin karna jarak negri ini dan Thailand tak begitu jauh.
 Apa sih “TomYam”, kalau menurut aku sih itu sejenis pindang Palembang yang berkuah, pedas, tapi bumbunya lebih berbeda banyak bawang putih, sereh, asamya dari jeruk Nipis dan isinya campuran seafood seperti cumi-cumi, udang, kepiting yang sudah di olah dan kadang di campur ayam juga. Seger banget, kalau makan jadi nambah. Ditemani dengan sayur kalian ikan Asin da telur dadar.  “ wah sudah lama aku tak makan ini”. Kalau uni pulang kampung ke Indonesia aku pasti titip bumbunya, karna belum pernah ketemu jualnya dimana.

Makan malam yang hangat , penuh ceria bersama uni, suaminya si abang dan dua anaknya. anak-anaknya begitu excited karna nanti bisa menemaninya main game dan buat PR dirumah. Dan yang paling dia inggat kalau aku kesini bawa donat. Beberapa kali kesini dalam perjalanan jika berhenti di rest area selalu beli donat-donat yang bentuknya lucu-lucu. Panggilan mereka pun  unik- unik . kakak yang tertua di panggil “Along” karna sulung dan yang ke dua itu “Angah” karna tengah dan baby yang baru lahir tetep di panggil adik.

Setelah makan malam si Angah langsung menarik tangan dan mengajak ku main, “ Jom lah kite main, ayah ade beli mainan baru” (ajak si Angah) . “ ish- ish angah ni kakak kinan masih letih lah habis jalan jauh” si uni pun nyeletuk. (aku dipanggil kakak disini walaupun mamanya sepupu, mungkin karna aku jauh lebih muda banget dan postur tubuh yang imut anak-anak tak mau memanggilku mak’ci/ bibi). “ no problem uni, naik pesawat ini, bukan jalan kaki kan” jawab ku. Karena sering main kesini akupun bisa sedik-sedik bahasa melayu. Apalagi anak-anak uni semua bahasa melayu campur inggris, otomatis buat komunikasi aku mengikuti mereka. Kadang-kadang akupu mengajari mereka bahas Indonesia/ minang. Biar mereka tak lupa mereka masih ada keturunan darah minang. Dan itu kadang membuat kita ketawa terbahak- bahak jika maknanya berbeda.
Jam malam pun sudah lewat kita semua masuk kamar masing-masing. Uni membuat peraturan jam malam pukul 22.00 di rumah agar anak-anak lebih disiplin dan tidak bangun kesiangan tuk kesekolah. Barulah sempat membuka handphone dan lagi-lagi pesan panjang yang masuk dari dia.

He : ” It’s Ok, tadi I sempat worry you ada apa-apa sebab lama sangat kasih kabar itu”
He: “welcome to my country
He :" bila kita boleh jumpa” , I mesti ambil cuti itu ”
Me : “semua baik-baik saja, maaf kalau I lama balas pesan ini, sebab lagi asik jumpa family disini. Belum  tau lagi bila ya. Sebab I juga nak jumpa kawan lama dia sekolah disini. Maybe next week.
He : ” ok, no problem, nanti kita jadwalkan ya. you mesti penat itu, segeralah Istirahat. Good night and Have nice dream.”
Me: “ ok nanti I tanyakan kawan dulu ya bila dia nak jumpa”. Good night too”.

Sepertinya dia tau hari ini aku tak begitu mood bercerita atau sekedar menyimak ceritanya. Terkadang aku juga tak mengerti rasa ini apa. Pernah cerita ini sama sahabat baik yang paling ngerti aku. Dan dia bilang ini bukan sekedar teman biasa apa lagi lawan jenis. “ kamu itu lebih dari sekedar teman. Kamu special dimatanya. Mana ada sih teman cowok yang mengabari sampai seperti jadwal makan obat tiga kali sehari. Dan meminta maaf kalau lupa kirim pesan. Sadar kinan, ini kamu yang gak peka atau pura-pura gak tau”.  Sejak pertanyan itu aku jadi bertanya-tanya. Tapi selama ini aku rasa aku dan dia biasa- biasa saja.  entah lah ini yang kadang membuat ku mengabaikan rasa dan biarlah berjalan apa adanya. 

--- Bersambung--- 


@Kin_Chaniago
#Day2
#30DWCJilid#10
#Squad1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar