Sabtu, 15 Juni 2013

PEMBANGUNAN INFLASI



A.    Pengertian Inflasi

      Inflasi adalah keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan harga secara cepat sehingga berdampak pada menurun nya daya beli .inflasi juga sering pula di ikuti menurunya tingkat tabungan dan atau investasi karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan hanya sedikit untuk tabungan janka panjang.

B.     Tipe Inflasi

            Inflasi mungkin berakibat bertambahnya biaya produksi. Misalnya apabila harga bahan bakar naik, dan biaya transportasi untuk memproduksi barang pun naik. Perusahaan yang terbebani biaya lebih tinggi akibat biaya transportasi tinggi menaikkan harga pokoknya untuk menutupi biaya yang tinggi. Situasi ini ketika perusahaan menaikkan harga karena biaya juga naik disebut cost push inflation (inflasi biaya dorong). Begitu juga dengan demand pull inflation yang berarti apabila harga barang dan jasa tertariknaik karena adanya permintaan konsumen yang tinggi.Inflasi adalah Peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode tertentu.

C.    Berdasarkan Asal Inflasi

  1. Domestik Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terusmenerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.
  2. Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.
D.    Berdasarkan keparahan inflasi[1]
1.      Inflasi ringan, dibawah 10% setahun
2.      Inflasi sedang, antara 10% - 30% setahun
3.      Inflasi berat, 30% - 100% setahun
4.      Hiperinflasi di atas 100% setahun
E.     Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
1.      Tarikan permintaan (demand pull inflation)
      Inflasi ini terjadi karena permintaan agregat masyarakat akan berbagai macam barang terus meningkat, misalnya:bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kemudahan kredit bank.
2.      Desakan biaya (cost push inflation)
            Inflasi ini diakibatkan oleh kenaikan ongkos produksi, biasanya diawali dengan:
a)      kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah, kenaikan harga bahan modal
b)      berkurangnya jumlah penawaran
c)      naiknya harga barang yang dibarengi dengan turunnya jumlah produksi
3.      Inflasi campur
 Terjadi karena kombinasi unsur inflasi tarikan dan inflasi dorongan biaya.
4.      Inflasi impor
            Terjadi karena pengaruh inflasi luar negeri dan adanya perdagangan antar negara. Misalnya: suatu negara sedang mengalami inflasi, kemudian hasil produksi dari Negara tersebut dibutuhkan oleh negara lain dan diimpor, maka harga barang tersebut meningkat.
Samoelson dan nodhaus dalam djohanputro mengkatagorikan inflasi menjadi tiga [2]
1.      Low inflation
Inflasi ini sering juga disebut inflasi satu digit (single digit inflation)yaitu inflasi dibawah 10 % inflasi ini msih dianggap normal.Dalam rentang inflasi ini,orang masih percaya dan masih mau memegang uang.


2.      Galooping inflation
Inflasi yang berada antara 20-200% per tahun. Inflasi seperti ini terjadi karena pemerintah yang lemah,perang dan revolusi atau kejadian lain yang menyebabkan barang tidak tersedia, sementara uang berlimpah sehingga orang tidak percaya pada uang.
3.      Hyper inflation
            Inflasi diatas 200% per tahun.Dalam keadaan seperti ini.orang tidak percaya dengan uang .Lebih baik memebelanjakan uang dan menyimpan dalam bentuk barang daripada menyimpan uang.
F.     Dampak inflasi
            Inflasi berdampak pada perekonomian. Menurut samuelson dan nordhaus [3]inflasi berdampak pada beberapa hal :retribusi dan distori.Retribusi pendapatan dan kekayaan.Salah satu nya adalah retribusi dari kreditur ke debitur.
            Selain itu Inflasi memiliki dampak positif dan juga dampak negative antara lain :
1.      Dampak positif
a)      Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
b)      Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
c)      Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
d)     Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
2.      Dampak Negatif
a)      Harga barang-barang dan jasa naik.
b)      Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
c)      Menimbulkan tindakan spekulasi.
d)     Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
e)      Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
pada dasarnya terdapat beberapa dampak inflasi terhadap pembangunan, yaitu:
1.      Dampak Terhadap Pemerataan
Dengan adanya inflasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. akibatnya akan terjadi ketimpangan di masyarakat, ibarat "kue pembangunan" dampak inflasi terhadap pembagian kue tersebut semakin tidak adil, dimana yang besar mendapat bagian semakin besar dan yang kecil mendapat bagian semakin sedikit.
2.      Dampak Terhadap Output/ Pertumbuhan Ekonomi
      Akibat adanya inflasi, pemerintah melalui Bank Indonesia akan berupaya mengurangi jumlah uang beredar menggunakan instrumen kebijaksanaan moneter, sehingga pada akhirnya hal tersebut akan menurunkan investasi masyarakat secara keseluruhan, yang kemudian akan berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian.
3.      Dampak Terhadap Perdagangan Luar Negeri
            Kenaikan harga-harga akan menimbulkan akibat buruk pula terhadap perdagangan luar negeri, dimana kenaikan harga-harga didalam negeri menyebabkan barang-barang yang akan diproduksi di negara kita tidak dapat bersaing dengan barang-barang yang sama di pasar luar negeri. hal ini di akibatkan karena dengan adanya inflasi maka barang dan jasa di dalam negeri akan menjadi relatif lebih mahal di banding dengan barang dan jasa luar negeri, oleh karenanya ekspor kemungkinan akan menurun.
4.      Dampak Terhadap RAPBN/ RAPBD
            Kenaikan harga-harga yang cukup tinggi dan terus menerus akan mengacaukan rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, karena biaya anggaran rutin maupun anggaran pembangunan kemungkinan akan membengkak sehingga tidak sesuai dengan rencana anggaran berimbang yang sudah ditetapkan pada awal tahun anggaran.
5.      Dampak terhadap kesempatan kerja
            Akibat dari pengaruh inflasi ialah penurunan investasi swasta maupun pemerintah, yang disebabkan oleh terjadinya inflasi, kemudian dampak selanjutnya yang akan terjadi dari penurunan invesatasi tersebut adalah menurunnya jumlah penciptaan lapangan pekerjaan, dan hal ini berarti bahwa tingkat pengangguran akan meningkat.

G.    Cara Mengatasi Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
1.      Kebijakan Moneter
segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini meliputi:
a)      Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku     bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b)       Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI.
c)      Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
d)     Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara  memperketat pemberian kredit.
e)      Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada     tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
2.      Kebijakan Fiskal
a)      menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b)      Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
c)      Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10%  untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.
3.      Kebijakan Non Moneter
a)      Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b)      Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan  upah disaat sedang inflasi.
c)      Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang- barang tertentu.
Sumber- Sumber
Boediono, 1985, Ekonomi Moneter, Yokyakarta; BPFE

Djhan Poetro, Bramantyo, 2006, Prinsip Prinsip Ekonomi Makro, Jakarta: PPM.
                                                                                    


[1] Boediono.,,ekonomi moneter.
[2] Dhohan putro,bramantyo.prinsip prinsip ekonomi makro .
[3] ,manurung ,,Mandala ,Pratha ma rahardja .Uang ,perbangkan ,dan ekonomi moneter .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar